Perubahan Kebijakan Privasi X: Pengumpulan Data Biometrik dan Pekerjaan

Mulai 29 September, X akan mengumpulkan informasi pribadi, termasuk data biometrik dan riwayat pekerjaan, untuk tujuan verifikasi, rekomendasi pekerjaan, dan iklan yang lebih relevan

Oleh: Rendy Andriyanto
x - twitter

  1. X, sebelumnya Twitter, akan mengumpulkan data biometrik dan riwayat pekerjaan pengguna sebagai bagian dari pembaruan kebijakan privasi yang akan berlaku pada 29 September. Data ini akan digunakan untuk tujuan verifikasi, rekomendasi pekerjaan, dan menampilkan iklan yang lebih relevan.
  2. Beberapa ahli etika teknologi menganggap langkah ini sebagai “pengambilan data masif” dan memperingatkan bahwa data tersebut dapat disalahgunakan oleh pemberi kerja untuk membuat keputusan tentang pekerjaan berdasarkan aktivitas online pengguna.
  3. Perubahan ini adalah bagian dari ambisi Elon Musk untuk mengubah X menjadi aplikasi SuperApp, yang akan mencakup berbagai layanan online dalam satu aplikasi, termasuk opsi untuk melakukan panggilan video dan audio.

X, yang dahulu dikenal sebagai Twitter, akan melakukan pembaruan kebijakan privasi yang memungkinkan pengumpulan data biometrik dan riwayat pekerjaan penggunanya.

Menurut kebijakan baru yang akan berlaku pada 29 September, pengguna layanan berlangganan X Premium dapat memilih untuk memberikan foto diri dan foto identitas resmi untuk verifikasi akun.

Memperkuat verifikasi dan relevansi iklan

Kebijakan baru ini mencakup pengumpulan dan penggunaan informasi pribadi, seperti riwayat pekerjaan, riwayat pendidikan, preferensi pekerjaan, keterampilan dan kemampuan, aktivitas pencarian pekerjaan, dan sebagainya, untuk merekomendasikan pekerjaan yang potensial, membagikannya dengan calon pemberi kerja saat melamar pekerjaan, memungkinkan pemberi kerja menemukan calon potensial, dan menampilkan iklan yang lebih relevan bagi pengguna.

Dalam sebuah pernyataan kepada BBC, X mengatakan bahwa opsi untuk memberikan identitas resmi pemerintah dan foto diri akan menambah lapisan verifikas. Data biometrik yang diperoleh dari identitas pemerintah dan foto diri akan digunakan untuk tujuan pencocokan.

Hal ini akan membantu mengaitkan akun dengan orang yang sebenarnya, memproses identitas yang dikeluarkan pemerintah, membantu X melawan upaya penipuan identitas, dan meningkatkan keamanan platform.

Langkah strategis atau pengambilan data masif?

Langkah ini dipandang sebagai bagian dari upaya X untuk menawarkan pengalaman yang lebih terarah dan individual bagi penggunanya, sejalan dengan platform saingan seperti LinkedIn.

Namun, beberapa ahli etika teknologi berpendapat bahwa pengguna harus sangat berhati-hati dengan perubahan ini, karena ada risiko penyalahgunaan data oleh pemberi kerja, seperti menggunakan tweet, retweet, atau akun yang diikuti untuk membuat keputusan tentang pekerjaan.

Dr. Stephanie Hare, peneliti etika teknologi, mengatakan bahwa pengumpulan data ini adalah “pengambilan data masif, meskipun dengan persetujuan kamu” dan karena ini tidak wajib bagi pengguna, dia tidak percaya langkah ini mengganggu dari sudut pandang hak sipil.

Elon Musk, pemilik X Corp, memiliki ambisi untuk mengubah X menjadi aplikasi SuperApp, tempat berbagai layanan online tersedia dalam satu aplikasi. Sebagai bagian dari inisiatif tersebut, X juga berencana untuk memberikan pengguna opsi untuk melakukan panggilan video dan audio, meskipun belum ada tanggal pasti untuk ketersediaan fitur baru tersebut.

Perubahan kebijakan privasi ini muncul setelah X Corp mengakuisisi Laskie, sebuah layanan rekrutmen teknologi, pada Mei lalu. Ini merupakan pengambilalihan perusahaan pertama sejak Elon Musk membeli Twitter tahun lalu seharga $44 miliar (£34,7 miliar).

Kabar Terkait