Perubahan Iklim: Dampak, Studi Kasus, Solusi, dan Harapan Masa Depan

Jelajahi artikel mendalam kami tentang perubahan iklim, mulai dari sejarahnya, dampak global dan sosial-ekonomi, hingga inovasi teknologi masa depan

Oleh: Lusiana Haryanti
Perubahan Iklim Adalah

Perubahan iklim merupakan sebuah fenomena global yang melibatkan perubahan suhu dan cuaca di bumi yang terjadi secara bertahap. Fenomena ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk aktivitas manusia yang meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, baru-baru ini menekankan urgensi masalah ini, dengan mengatakan bahwa kita mendekati titik tanpa harapan dalam krisis iklim. Menurut laporan IPCC, suhu permukaan rata-rata bumi saat ini berada pada 1,2 derajat celcius di atas tingkat pra-industri, dan diprediksi akan terus meningkat​​.

Perubahan iklim telah menyebabkan berbagai dampak negatif di seluruh dunia. Pada tahun 2022, gelombang panas mematikan terjadi di Amerika Selatan dan Asia Selatan, banjir besar di Nigeria dan Pakistan, serta kekeringan ekstrem di Eropa Barat dan AS. Fenomena-fenomena ini merupakan contoh langsung dari dampak perubahan iklim​.

Kebakaran terjadi di hutan di Louchats
Kebakaran terjadi di hutan di Louchats, di barat daya Prancis, pada 17 Juli 2022. Foto: The Atlantic.

Perubahan iklim bukan fenomena baru. Ini telah ada sejak lama dan dipengaruhi oleh berbagai faktor alam. Namun, sejak revolusi industri, aktivitas manusia—terutama penggunaan bahan bakar fosil—telah menjadi penyumbang utama dalam percepatan perubahan iklim.

Emisi gas rumah kaca, terutama dari pembakaran bahan bakar fosil, merupakan penyebab utama perubahan iklim. Kegiatan industri, transportasi, dan penggunaan energi fosil secara besar-besaran telah meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Deforestasi juga berkontribusi terhadap perubahan iklim, karena penebangan hutan mengurangi jumlah pohon yang dapat menyerap CO2 dari atmosfer.

Dampak Perubahan Iklim

Perubahan iklim membawa dampak yang luas pada skala global, termasuk perubahan cuaca ekstrem, kenaikan permukaan laut, dan kerugian biodiversitas. Kondisi iklim bumi saat ini menunjukkan suhu permukaan rata-rata yang telah meningkat sekitar 1,2 derajat celcius di atas tingkat pra-industri, dan diperkirakan akan meningkat lebih lanjut.

Fenomena ini telah memperparah badai tropis dan menyebabkan naiknya permukaan air laut. Tahun 2022 telah menjadi saksi berbagai bencana alam yang terkait dengan perubahan iklim, seperti gelombang panas di Amerika Selatan dan Asia Selatan, banjir besar di Nigeria dan Pakistan, serta kekeringan yang memecahkan rekor di Eropa Barat dan Amerika Serikat.

Tanah kering di Nevada
Tanah kering di Nevada. Foto: UCLA

Penelitian ilmiah juga telah menyoroti bahaya yang ditimbulkan oleh perubahan iklim terhadap ekosistem seperti hutan tropis Amazon dan lapisan es di Greenland dan Antarktika Barat​​.

Perubahan iklim juga memiliki dampak sosial-ekonomi yang signifikan. Pertanian, kesehatan, dan migrasi penduduk adalah beberapa aspek yang terkena dampak secara langsung. Kondisi cuaca ekstrem dan perubahan pola iklim dapat menyebabkan penurunan hasil panen, mengancam ketahanan pangan.

Dampak kesehatan mencakup meningkatnya risiko penyakit yang berkaitan dengan suhu tinggi dan polusi udara. Selanjutnya, perubahan iklim juga memicu migrasi penduduk, terutama dari daerah yang paling terkena dampak seperti wilayah yang mengalami kekeringan atau naiknya permukaan air laut​​.

Teknologi dan Inovasi dalam Mengatasi Perubahan Iklim

Setidaknya hingga pada saat ini, ada 3 teknologi dan inovasi yang mampu mengatasi perubahan iklim dan sedang banyak diperbincangkan maupun diterapkan di seluruh negara di dunia.

1. Energi Terbarukan

Menghadapi tantangan perubahan iklim, teknologi energi terbarukan seperti solar, angin, dan hidro menjadi semakin penting. Pemanfaatan energi terbarukan ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil tetapi juga mengurangi emisi gas rumah kaca. Di beberapa wilayah, energi panas bumi juga mulai dilirik sebagai alternatif yang ramah lingkungan dan terjangkau​​.

2. Inovasi dalam Efisiensi Energi dan Teknologi Ramah Lingkungan

Teknologi yang meningkatkan efisiensi energi berperan penting dalam mengurangi dampak perubahan iklim. Hal ini termasuk pengembangan alat dan metode yang mengurangi konsumsi energi dalam kegiatan sehari-hari, dari transportasi hingga produksi industri. Penggunaan bahan yang lebih ramah lingkungan dalam berbagai produk dan proses industri juga menjadi bagian dari solusi ini.

3. Teknologi Penangkapan dan Penyimpanan Karbon

Teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (Carbon Capture and Storage, CCS) menjadi salah satu solusi inovatif dalam mengatasi perubahan iklim. Teknologi ini memungkinkan pengurangan emisi karbon dengan menangkap CO2 yang dihasilkan oleh pabrik dan pembangkit listrik, kemudian menyimpannya di bawah tanah agar tidak masuk ke atmosfer.

Teknologi ini telah mendapat perhatian dalam diskusi global tentang perubahan iklim, termasuk dalam pertemuan IPCC, sebagai cara untuk mengurangi emisi sambil tetap memungkinkan penggunaan sumber energi fosil​​.

Proyek dan Inisiatif Global

Salah satu proyek yang patut disorot adalah inisiatif Rimba Raya Conservation di Kalimantan, Indonesia. Proyek ini fokus pada perlindungan dan restorasi hutan gambut seluas 64.977 hektar. Upaya mereka meliputi konservasi, restorasi, dan pengelolaan hutan berkelanjutan, yang berhasil mengurangi emisi karbon dan mencegah deforestasi.

Program ini juga termasuk kerja sama dengan pemerintah dan komunitas lokal dalam pengelolaan hutan berkelanjutan melalui pendekatan REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation), memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat lokal dan kontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan​​.

Keberhasilan proyek ini terletak pada kolaborasi efektif antara organisasi nirlaba, pemerintah, dan masyarakat setempat, serta penerapan metode REDD+ yang diakui secara internasional. Meskipun demikian, tantangan seperti memastikan keberlanjutan jangka panjang dan mengatasi resistensi lokal atau konflik kepentingan tetap menjadi faktor yang perlu diperhatikan.

Peran Masyarakat dan Kebijakan Pemerintah

Pemerintah di berbagai negara telah mengimplementasikan berbagai kebijakan untuk mengurangi emisi, seperti pengembangan energi terbarukan, pengaturan emisi industri, dan inisiatif efisiensi energi.

Sebagai contoh, terjadi peningkatan signifikan dalam kapasitas energi terbarukan secara global pada 2023, mencapai hampir 510 gigawatt, menandakan pertumbuhan tercepat dalam dua dekade terakhir.

Inovasi seperti PLTS indoor yang dikembangkan oleh perusahaan asal California, yang dapat menangkap cahaya redup dan mengonversinya menjadi energi listrik, juga menunjukkan kemajuan dalam teknologi energi terbarukan​​.

Individu dan komunitas memainkan peran krusial dalam menghadapi perubahan iklim. Kesadaran dan partisipasi aktif dalam inisiatif berkelanjutan, seperti pengurangan konsumsi energi, mulainya gaya hidup berkelanjutan, penggunaan transportasi ramah lingkungan, dan dukungan terhadap kebijakan lingkungan, sangat penting.

Peran Masyarakat dan Kebijakan Pemerintah
Foto: Unsplash

Selain itu, program seperti Climate Innovation Acceleration yang diadakan oleh Ecoxyztem, HSBC Indonesia, dan Greeneration Foundation, menunjukkan pentingnya melibatkan generasi muda dan startup dalam pengembangan solusi inovatif untuk perubahan iklim.

Program ini mendorong kolaborasi antara berbagai pihak untuk menciptakan ekosistem teknologi iklim yang berkelanjutan, sejalan dengan target Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) 2030​​.

Masa Depan dan Prediksi

Memasuki tahun 2024, perubahan iklim tetap menjadi isu utama yang mempengaruhi kehidupan global. Berdasarkan proyeksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), untuk tahun 2024, kondisi iklim Indonesia diperkirakan akan berada pada fase netral.

Meskipun ada peluang kecil untuk berkembang menjadi fenomena La Nina, yang dapat memicu anomali iklim basah, secara umum, jumlah curah hujan tahunan diperkirakan akan berada pada kondisi normal. Hal ini menunjukkan bahwa pola cuaca bisa bervariasi dan tidak selalu dapat diprediksi dengan pasti, namun ada tren umum yang dapat diidentifikasi​​.

Dalam menghadapi perubahan iklim, pemanfaatan teknologi dan inovasi akan menjadi semakin penting. Pada tahun 2024, artificial intelligence (AI) diperkirakan akan semakin masif dan berperan dalam berbagai sektor, termasuk dalam mengatasi perubahan iklim.

AI dapat membantu dalam peningkatan pemodelan dan prediksi pola cuaca, memfasilitasi strategi adaptasi dan mitigasi, serta meningkatkan akurasi prakiraan cuaca dan mengurangi risiko bencana terkait iklim​​.

Kabar Terkait