INA dan GDS Bangun Pusat Data Berskala Besar di Batam

INA menggandeng GDS untuk mengembangkan kampus pusat data berskala besar di Batam, langkah penting dalam mempercepat transformasi ekonomi digital Indonesia

Oleh: Rendy Andriyanto
data center

Foto dari Taylor Vick di Unsplash

  1. INA, Indonesia Investment Authority, menjalin kemitraan strategis dengan GDS Holdings, sebuah perusahaan pusat data asal Cina, untuk mengembangkan kampus pusat data berskala besar di Nongsa Digital Park, Batam.
  2. Proyek ini diharapkan menjadi tolak ukur industri data center di kawasan, dengan fokus pada pemanfaatan energi terbarukan lokal dan solusi Smart Data Center canggih dari GDS.
  3. Kemitraan ini timbul di tengah momentum pertumbuhan industri pusat data di Indonesia, yang diprediksi kapasitasnya akan tumbuh dari 514 megawatt pada 2023 menjadi 1.41 gigawatt pada 2029.

Indonesia Investment Authority (INA), lembaga dana kekayaan negara Indonesia, baru-baru ini mengumumkan kemitraan strategis dengan GDS Holdings, sebuah raksasa pengembangan dan operasional pusat data berbasis di Asia.

Kerja sama ini berfokus pada pengembangan kampus pusat data berskala besar di Nongsa Digital Park, Batam, sebuah langkah monumental yang tidak hanya menandai perkembangan penting dalam industri data center Indonesia, tetapi juga menunjukkan komitmen kedua pihak untuk mendorong transformasi digital di seluruh negara.

Mengapa memilih Batam?

Dengan kapasitas pasar pusat data Indonesia diperkirakan akan meningkat dari 514 megawatt pada 2023 menjadi 1,41 gigawatt pada 2029, tidaklah mengherankan bahwa INA dan GDS memilih Batam sebagai lokasi strategis untuk pengembangan kampus pusat data baru.

Lokasi ini tidak hanya berpotensi untuk menjadi tolak ukur industri untuk kawasan tersebut, tetapi juga akan berdampak besar pada penarikan investasi baik dari dalam maupun luar negeri, yang pada akhirnya akan membantu mempercepat transformasi ekonomi digital di Indonesia.

“Kemitraan ini adalah cerminan dari potensi digital Indonesia yang begitu dinamis,” kata Ridha Wirakusumah, Ketua Dewan Direktur INA. Dalam siaran pers yang diterima Kontan, dia menambahkan, “Melalui kemitraan ini, kami tidak hanya fokus untuk memperluas infrastruktur digital, melainkan juga menekankan pentingnya mendukung penempatan data di dalam negeri dan memperkuat konektivitas data.”

GDS: Mitra yang tepat

Didirikan pada 2001 dan terdaftar di New York Stock Exchange sejak 2016 dan di Hong Kong Stock Exchange sejak 2020, GDS memiliki rekam jejak yang terbukti dalam mengembangkan dan mengoperasikan pusat data.

William Huang, Chairman dan CEO GDS, menyatakan bahwa Indonesia cepat menjadi lokasi strategis untuk memenuhi tuntutan meningkat dari pelanggan GDS akan layanan pusat data premium.

Kemitraan ini juga sesuai dengan strategi Singapore-Johor-Batam yang diadopsi oleh GDS. Strategi ini akan menjamin konektivitas berkecepatan tinggi antara pusat data GDS di Indonesia, Singapura, dan Malaysia, menciptakan solusi layanan pusat data yang holistik untuk portofolio pelanggan GDS yang beragam, baik lokal maupun internasional.

Dengan peningkatan permintaan digital dan peningkatan lalu lintas data seluler tahunan sekitar 40%-50%, serta infrastruktur data yang relatif belum memadai, langkah ini adalah langkah penting menuju masa depan digital Indonesia yang lebih cerah.

Kabar Terkait