Large Language Model

Belum tahu apa itu Large Language Model? Ketahui semua informasi tentang Large Language Model hanya di Kamus IT Techbuddy, mulai dari definisi, pengertian, fungsi, dan lain sebagainya

Oleh: Rendy Andriyanto
large language models

AI cloud concept with robot arm - Courtesy of Freepik

Dalam dunia teknologi, istilah “Large Language Model” atau yang lebih dikenal dengan “LLM” semakin sering mengisi telinga kita. Namun, apakah kamu benar-benar memahami apa itu LLM? Pada artikel kali ini, kita akan menggali lebih dalam konsep LLM dan mencoba memahami bagaimana mesin bisa berbicara dan memahami bahasa dengan begitu lancar.

Apa itu Large Language Model (LLM)?

LLM merupakan salah satu inovasi dalam bidang artificial intelligence (AI) yang dibuat untuk memahami, menghasilkan, dan berinteraksi dengan teks manusia. Menggunakan teknologi canggih seperti arsitektur Transformer, model ini dapat memahami konteks dan nuansa bahasa dengan detail yang luar biasa.

Bila kamu pernah bertanya-tanya bagaimana Google bisa memberikan hasil pencarian yang begitu relevan atau bagaimana asisten virtual seperti Siri bisa menjawab pertanyaanmu dengan tepat, jawabannya ada pada LLM. Teknologi ini memungkinkan mesin untuk memproses informasi dalam jumlah besar dan menghasilkan jawaban atau respons yang relevan.

Namun, bagaimana LLM bisa secerdas itu? Rahasianya terletak pada cara mereka dilatih. Dengan metode yang dikenal sebagai “unsupervised learning”, LLM dilatih dengan dataset yang sangat besar. Dataset ini berisi berbagai jenis teks, mulai dari artikel, buku, hingga percakapan sehari-hari, yang memungkinkan LLM untuk memahami pola dan konteks bahasa.

Kenapa LLM penting?

Kehadiran LLM telah membuka banyak pintu di dunia teknologi. Sebagai contoh, dalam bidang pendidikan, LLM dapat digunakan sebagai tutor virtual yang dapat membantu siswa memahami materi dengan cara yang lebih personal. Selain itu, di dunia bisnis, LLM memudahkan perusahaan untuk menganalisis data dan menghasilkan insight yang bernilai.

Namun, seperti dua sisi mata uang, LLM juga memiliki tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah bias. Karena dilatih dengan data dari dunia nyata yang mungkin mengandung bias, LLM dapat menghasilkan jawaban atau respons yang tidak netral. Oleh karena itu, sangat penting bagi pengembang untuk terus memonitor dan menyempurnakan model untuk mengurangi potensi bias ini.

Bagaimana cara kerja LLM?

Bayangkanlah sebentar, sebuah perpustakaan raksasa, dengan jutaan buku dari berbagai era dan genre, dari ilmu pengetahuan hingga fiksi. Setiap kata, kalimat, dan paragraf di buku-buku tersebut menjadi ‘guru’ bagi sebuah entitas yang sedang belajar. Entitas tersebut adalah Large Language Model (LLM), seperti GPT-4, dan Google Bard.

Pada awal perjalanan LLM, buku-buku ini tidak hanya dibaca. Setiap kata yang terkandung di dalamnya diubah menjadi serangkaian angka dalam ruang multidimensi, sebuah vektor. Proses ini dikenal dengan “word embeddings”. Melalui vektor-vektor ini, LLM mampu mengenali hubungan antar kata, memahami mana yang sinonim, antonim, atau bahkan hubungan semantik yang lebih kompleks.

Ketika LLM membaca sebuah kalimat, ia tidak hanya fokus pada kata yang sedang dibaca, tapi juga seluruh konteks di sekitarnya. Bagaimana caranya? Inilah saat arsitektur Transformer, sebuah teknologi canggih di balik LLM beraksi.

Transformer memiliki sebuah ‘radar khusus’ yang disebut “mekanisme perhatian” (attention mechanism). Radar ini memungkinkan LLM untuk ‘memperhatikan’ bagian teks mana yang paling relevan saat mencoba memahami atau memprediksi kata berikutnya.

Namun, perjalanan belajar LLM tidak berakhir setelah membaca seluruh buku di perpustakaan raksasa itu. Ia kemudian diberikan tugas-tugas khusus, seperti menerjemahkan bahasa atau menjawab pertanyaan, dan harus menyesuaikan diri.

Proses ini serupa dengan mengajari seseorang yang sudah pandai berbicara untuk menjadi ahli dalam bidang tertentu. Ini yang kita sebut dengan “fine-tuning”, di mana LLM disempurnakan dengan data khusus untuk menjadikannya ahli dalam tugas-tugas tertentu.

Dan saat tiba waktunya untuk LLM ‘berbicara’ atau menghasilkan teks, ia merenung sejenak, mengingat-ingat seluruh pelajaran dari jutaan buku yang telah dibacanya, memilih kata-kata dengan cermat berdasarkan konteks yang diberikan. Proses ini ia ulangi, kata demi kata, hingga menghasilkan kalimat yang utuh dan relevan.

Melalui perjalanan ini, LLM tidak hanya menjadi sebuah model bahasa yang canggih, tetapi juga saksi dari evolusi pengetahuan manusia, yang kini bisa kamu gunakan untuk berbagai kebutuhan.

Keuntungan dan tantangan LLM

Kehadiran LLM membawa banyak keuntungan bagi dunia teknologi, inovasi dan sains. Meski begitu, LLM juga memiliki tantangan yang mau tidak mau harus dihadapi dan dicarikan solusinya.

Keuntungan LLM:

  1. Kemampuan memahami konteks: Salah satu keunggulan LLM seperti GPT-4 adalah kemampuannya untuk memahami konteks dari teks yang diberikan. Berbeda dengan model-model sebelumnya yang sering kali hanya fokus pada kata-kata individu, LLM dapat memahami keseluruhan kalimat, paragraf, atau bahkan dokumen untuk memberikan respons yang relevan.
  2. Fleksibilitas dalam berbagai aplikasi: Dari pembuatan teks, terjemahan bahasa, hingga jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kompleks, LLM dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang. Ini menawarkan peluang bagi industri, akademisi, dan pengembang untuk memanfaatkannya dalam berbagai kebutuhan.
  3. Efisiensi waktu dan sumber daya: Dengan LLM, tugas-tugas yang sebelumnya memerlukan waktu lama dan sumber daya manusia yang banyak, seperti penelitian atau pengembangan konten, kini dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efisien.

Tantangan LLM:

  1. Potensi bias: Karena LLM dilatih dengan data dari dunia nyata yang mungkin mengandung bias, ada kemungkinan model menghasilkan output yang bias. Ini bisa menjadi masalah serius, terutama ketika digunakan dalam keputusan-keputusan penting atau sensitif.
  2. Konsumsi energi: Pelatihan LLM membutuhkan sumber daya komputasi yang sangat besar. Hal ini menghasilkan konsumsi energi yang tinggi, yang mungkin mempengaruhi lingkungan dan biaya operasional.
  3. Over-reliance pada teknologi: Dengan kecanggihan LLM, ada kekhawatiran bahwa manusia mungkin menjadi terlalu bergantung pada teknologi ini, mengurangi kemampuan kritis dan analitis kita.
  4. Kesulitan verifikasi: Karena kompleksitas dan ukuran model seperti GPT-4, memverifikasi dan memahami secara detail apa yang dilakukan oleh model menjadi tantangan. Ini mempersulit identifikasi kesalahan atau pemahaman mendalam tentang bagaimana model membuat keputusan.

Sejarah perkembangan model bahasa

Ketika berbicara tentang kemajuan teknologi, salah satu aspek yang tak bisa diabaikan adalah perkembangan model bahasa. Dari konsep dasarnya hingga evolusi ke teknologi canggih seperti GPT-4, perjalanan model bahasa merupakan cerita epik tentang bagaimana mesin belajar berbicara.

Perjalanan model bahasa dimulai dengan pendekatan statistik. Pada tahun 1950-an, model ini menggunakan probabilitas untuk memprediksi kata berikutnya dalam suatu kalimat berdasarkan kata-kata sebelumnya.

Meski sederhana, pendekatan ini menjadi dasar bagi banyak inovasi yang datang sesudahnya. Namun, keterbatasan dalam memahami konteks dan nuansa membuat industri terus mencari metode yang lebih baik.

Pada 1980-an dan 1990-an, era baru dimulai dengan munculnya neural networks. Teknologi ini memungkinkan komputer untuk memproses informasi dengan cara yang mirip dengan bagaimana otak manusia bekerja.

Salah satu terobosan besar di era ini adalah konsep “word embeddings”. Dengan teknik ini, setiap kata direpresentasikan sebagai vektor dalam ruang multidimensi, memungkinkan model untuk mengenali hubungan semantik antar kata.

Seiring waktu, arsitektur model bahasa semakin kompleks dan canggih. Salah satu perubahan terbesar datang dengan pengenalan arsitektur Transformer oleh Vaswani et al. pada 2017. Konsep ini menggantikan pendekatan sebelumnya dengan menggunakan “attention mechanisms”, yang memungkinkan model untuk memfokuskan perhatian pada bagian tertentu dari teks ketika memproses informasi.

Dengan dasar arsitektur Transformer, OpenAI mengenalkan GPT (Generative Pre-trained Transformer). Dimulai dengan GPT, lalu GPT-2, dan terakhir GPT-4 yang saat ini menjadi salah satu model bahasa tercanggih di dunia. Kemampuan GPT-4 dalam memahami dan menghasilkan teks dengan kualitas yang luar biasa menjadikannya primadona di dunia teknologi dan penelitian.

Kabar Terkait

Kamus IT -

Latensi

Belum tahu apa itu Latensi? Ketahui semua informasi tentang Latensi hanya di Kamus IT Techbuddy, mulai dari definisi, pengertian, fungsi, dan lain sebagainya

Mengenal Apa itu Latensi
Kamus IT -

Language Modeling

Belum tahu apa itu Language Modeling? Ketahui semua informasi tentang Language Modeling hanya di Kamus IT Techbuddy, mulai dari definisi, pengertian, fungsi, dan lain sebagainya

Mengenal Apa itu Language Modeling
Kamus IT -

Litecoin

Belum tahu apa itu Litecoin? Ketahui semua informasi tentang Litecoin hanya di Kamus IT Techbuddy, mulai dari definisi, pengertian, fungsi, dan lain sebagainya

Memahami Definisi Litecoin