Temuan Baru: Gegar Otak di Masa Muda dan Dampak Kognitif di Masa Depan

Penelitian terbaru di jurnal Neurology mengungkap bahwa cedera kepala di masa muda bisa meninggalkan dampak jangka panjang pada kualitas pikiran di usia tua

Oleh: Rendy Andriyanto
Gegar Otak di Masa Muda dan Dampak Kognitif di Masa Depan

  1. Penelitian di jurnal Neurology menunjukkan adanya kaitan antara gegar otak di masa muda dengan penurunan kualitas pikiran di usia tua.
  2. Studi ini melibatkan ribuan kembar veteran Perang Dunia II untuk membandingkan dampak gegar otak terhadap perkembangan kognitif dengan memanfaatkan kode genetik yang sama.
  3. Temuan menunjukkan bahwa individu yang mengalami gegar otak, terutama yang terjadi setelah usia 24 atau yang menyebabkan kehilangan kesadaran, memiliki risiko lebih tinggi mengalami penurunan kemampuan berpikir di masa tua.

Selamat datang di zaman di mana kebenaran ilmiah mengungkap segala misteri dan menjawab tanda tanya kita. Ingatkah kamu saat terjatuh dari sepeda waktu SD atau ketika tak sengaja terbentur saat latihan sepakbola di SMA? Sebuah penemuan ilmiah mengejutkan mengungkap bahwa momen-momen kecil tersebut bisa meninggalkan jejak jangka panjang di dalam kepalamu.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Neurology, bahkan satu kali gegar otak dalam hidupmu bisa meninggalkan dampak yang bertahan lama, mempengaruhi penurunan kemampuan kognitifmu di usia lanjut. Yang lebih mengejutkan? Hal ini berlaku bahkan bagi mereka yang merasa sudah pulih sempurna dari cedera kepala tersebut.

Uji coba pada ribuan kembar identik Perang Dunia II

Sebuah pendekatan unik diambil dalam penelitian ini, yaitu melibatkan ribuan kembar veteran Perang Dunia II. Menggunakan pasangan kembar dalam eksperimen ilmiah tentu bukan tanpa alasan. Kembar identik memiliki kode genetik yang sama, menjadikan mereka subjek sempurna untuk melihat perbandingan antara yang mengalami gegar otak dengan yang tidak.

Hasil penelitian ini sungguh menarik. Dimulai sejak tahun 1990-an, data menunjukkan bahwa kembar yang pernah mengalami Traumatic Brain Injury (TBI) cenderung memiliki performa kognitif yang lebih rendah saat memasuki usia 70 tahun.

Lebih lanjut lagi, risiko penurunan kemampuan berpikir tersebut meningkat bagi mereka yang mengalami lebih dari satu kali gegar otak, kejadian gegar otak setelah usia 24, atau kejadian yang menyebabkan kehilangan kesadaran.

Meski demikian, ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Sebagian besar partisipan adalah laki-laki berkulit putih, dan ada beberapa variabel yang mungkin belum sepenuhnya diperhitungkan oleh peneliti.

Kedalaman hasil dan harapan di masa depan

Bagi kamu yang berpikir ini hanya statistik, pikirkan lagi! Marianne Chanti-Ketterl, seorang gerontologist dari Duke University, memberikan pandangan yang mendalam. Dia percaya bahwa temuan ini dapat menjadi landasan untuk intervensi dini yang bertujuan mencegah atau setidaknya menunda penurunan kemampuan kognitif atau kemungkinan terjadinya demensia di masa mendatang.

Jadi, apa pesan untuk kita semua? Jagalah otakmu dengan baik. Cedera kepala ringan sekalipun patut mendapatkan perhatian serius. Karena, seperti yang ditekankan dalam penelitian, kejadian sepele dalam kehidupan sehari-hari, misalnya tabrakan ringan saat berkendara, berpotensi memberikan dampak jangka panjang pada kesehatan otak.

Kabar Terkait