Studi Baru Ungkap Temuan Keterkaitan Antara Siklus Menstruasi dan Bulan

Penelitian terbaru membantah mitos lama tentang pengaruh bulan terhadap siklus menstruasi. Temukan bagaimana jam sirkadian lebih berperan dalam mengatur siklus ini dan pelajari potensi terapi baru untuk kesehatan reproduksi.

Oleh: Lusiana Haryanti
Studi Baru Ungkap Temuan Keterkaitan Antara Siklus Menstruasi dan Bulan

Foto: Unsplash

Dari zaman ke zaman, banyak yang percaya bahwa siklus menstruasi wanita dipengaruhi oleh siklus bulan.

Charles Darwin bahkan pernah mengemukakan teori bahwa hubungan ini berasal dari masa ketika spesies kita tinggal di tepi laut, hidup selaras dengan pasang surut air laut.

Namun, penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances menunjukkan bahwa kenyataannya mungkin tidak sesuai dengan kepercayaan lama ini.

Apakah Ada Hubungan antara Siklus Menstruasi dan Siklus Bulan?

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa siklus menstruasi wanita cenderung tidak mengikuti siklus bulan yang berdurasi 29,5 hari.

Peneliti menganalisis data hampir 27.000 siklus menstruasi dari lebih dari 3.000 wanita Eropa dan Amerika Utara, mencatat hari pertama menstruasi pada setiap siklus.

Hasilnya? Hanya ada korelasi lemah antara siklus menstruasi dan siklus bulan, dan korelasi ini bahkan bervariasi antarkontinen.

Di Eropa, siklus menstruasi cenderung dimulai pada fase bulan sabit yang sedang bertambah, sedangkan di Amerika Utara, seringkali dimulai pada bulan purnama.

Namun, temuan ini menunjukkan bahwa perbedaan ini lebih mungkin dipicu oleh faktor gaya hidup, seperti siklus tidur-bangun, daripada pengaruh bulan itu sendiri.

Jam Biologis dan Siklus Menstruasi

Lebih lanjut, penelitian ini menegaskan bahwa jam biologis internal, dikenal sebagai ‘jam sirkadian’, mungkin memainkan peran yang lebih penting dalam mengatur ritme ovarium wanita.

Dengan apa yang disebut ‘loncatan fase’, di mana jam internal wanita menjadi tidak sinkron dengan panjang siklus reguler sehingga mempercepat diri untuk kembali ke keadaan stabil.

Peneliti juga menemukan bahwa di komunitas di mana wanita lebih sering terpapar cahaya bulan, pengaruh bulan terhadap siklus menstruasi bisa lebih kuat.

Namun, dalam konteks global, lebih banyak faktor lain seperti pencahayaan buatan dan gaya hidup yang menentukan ritme menstruasi.

Implikasi untuk Pengobatan Sirkadian

Studi ini bukan hanya membantah mitos lama, tetapi juga membuka jalan bagi pendekatan baru dalam pengobatan.

Misalnya, terapi cahaya, yang sudah digunakan untuk mengobati beberapa kondisi kesehatan termasuk kanker dan gangguan tidur, kini juga bisa menjadi pendekatan potensial untuk mengobati gangguan ovulasi.

Ini bisa membantu meningkatkan kesuburan dan memberikan wawasan baru dalam bidang kedokteran sirkadian.

Penelitian ini, seperti yang dinyatakan oleh Dr. Claude Gronfier, salah satu penulis studi, “mengajak para kolega kami untuk terlibat dalam apa yang bisa menjadi area baru dari kedokteran sirkadian.” Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman kita tentang kesehatan manusia masih terus berkembang, dan penelitian ini adalah langkah penting dalam perjalanan itu.

Dengan penelitian ini, kita diajak untuk melihat lebih dalam lagi bagaimana tubuh kita secara kompleks berinteraksi dengan lingkungan alami dan buatan, membongkar mitos lama dan mengarah pada kemungkinan-kemungkinan baru dalam pengobatan dan kesehatan.

Kabar Terkait