Cacing Parasit Python Ditemukan dalam Otak Manusia

Dalam kasus medis yang memecah tradisi, seorang wanita Australia ditemukan dengan cacing parasit hidup dalam otaknya. Temukan bagaimana ini bisa terjadi dan apa implikasinya

Oleh: Rendy Andriyanto
Cacing Parasit Python Ditemukan dalam Otak Manusia

  1. Seorang wanita 64 tahun di Australia menjalani operasi di mana dokter menemukan cacing parasit hidup sepanjang 8 cm di otaknya, kasus pertama di dunia mengenai invasi larva dan perkembangannya di otak manusia.
  2. Wanita tersebut mengalami berbagai gejala selama beberapa bulan, termasuk sakit perut, batuk, dan demam malam, yang berkembang menjadi lupa dan depresi. Diagnosis awal hanya menunjukkan lesi atipikal di otaknya.
  3. Cacing itu biasanya ditemukan pada ular python, dan diyakini bahwa wanita tersebut terinfeksi saat mengumpulkan tanaman asli di dekat danau yang juga dihuni oleh python. Kasus ini menggarisbawahi risiko penularan penyakit zoonotik.

Kasus medis yang sangat langka terjadi di Australia ketika seorang wanita berusia 64 tahun ditemukan memiliki cacing parasit hidup sepanjang 8 cm dalam otaknya.

Penemuan ini menggemparkan dunia medis karena merupakan kasus pertama di dunia di mana cacing parasit jenis Ophidascaris robertsi, yang biasanya ditemukan pada ular python, ditemukan dalam tubuh manusia.

Diawali dari gejala yang mengarah ke penemuan yang menggemparkan

Mulai Januari 2021, wanita yang tinggal di dekat area danau di New South Wales, Australia, mengalami serangkaian gejala yang awalnya tampak tidak terkait: sakit perut, diare, batuk kering, demam, keringat malam, lupa, dan depresi. Setelah menjalani pemeriksaan MRI otak pada tahun 2022, terungkap adanya kelainan yang memerlukan operasi.

Saat operasi berlangsung, Dr. Hari Priya Bandi, neurosurgeon yang melakukan operasi, terkejut menemukan struktur seperti benang yang bergerak-gerak di bagian frontal otak pasien. Struktur tersebut ternyata adalah cacing parasit hidup sepanjang 8 cm.

Kasus pertama cacing parasit Ophidascaris robertsi pada manusia

Kasus ini sangat mengagetkan karena tidak pernah ada dokumentasi mengenai infeksi cacing parasit Ophidascaris robertsi pada manusia sebelumnya. Parasit ini umumnya ditemukan pada python.

Para peneliti menduga bahwa wanita tersebut terinfeksi setelah menyentuh tanaman asli yang terkontaminasi oleh kotoran python dan telur parasit, yang kemudian digunakan untuk memasak.

Kasus pertama cacing parasit Ophidascaris robertsi pada manusia

Dr. Sanjaya Senanayake, spesialis penyakit infeksi di Australian National University, mengatakan bahwa kasus ini menunjukkan bahaya penularan penyakit dari hewan ke manusia. Ia menekankan pentingnya menjaga kebersihan dan memasak makanan dengan benar untuk menghindari penularan penyakit zoonotik.

Risiko penularan penyakit zoonotik

Dengan bertambahnya populasi manusia dan menyusutnya habitat alamiah hewan, risiko penularan penyakit zoonotik akan semakin meningkat. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, tiga perempat penyakit menular baru atau yang muncul pada manusia berasal dari hewan. Bahkan, dalam 30 tahun terakhir, sekitar 30 penyakit infeksi baru telah muncul di seluruh dunia.

Meskipun infeksi Ophidascaris robertsi tidak menular antar manusia, kejadian ini mengingatkan kita pada pentingnya kebersihan dan kehati-hatian dalam mengolah makanan, terutama yang berasal dari alam liar.

Kasus cacing parasit hidup dalam otak manusia adalah peringatan serius bagi kita semua tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kehati-hatian dalam mengolah makanan.

Kasus ini juga mengingatkan kita pada risiko penularan penyakit zoonotik yang semakin meningkat seiring dengan bertambahnya populasi manusia dan menyusutnya habitat alamiah hewan.

Kabar Terkait