Perubahan Jadwal Musim Kemarau 2024: Prediksi BMKG dan Dampaknya

BMKG mengungkap prediksi mengejutkan tentang mundurnya musim kemarau 2024 di Indonesia.

Oleh: Rendy Andriyanto
Jakarta

Daftar Isi

Maaf, konten ini tidak memiliki daftar isi

Dengan langkah yang ringan namun pasti, musim kemarau 2024 di Indonesia membawa kabar yang layak untuk disimak lebih dalam. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah melemparkan bola prediksi yang cukup mengejutkan.

Jika biasanya musim kemarau menyapa lebih awal, tahun ini ia memutuskan untuk sedikit terlambat, menjadikan Juni sebagai pintu gerbangnya.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengungkapkan bahwa sebanyak 282 Zona Musim (ZOM) atau 40 persen dari total 699 ZOM di Indonesia akan mengalami awal musim kemarau yang mundur dari biasanya.

Sementara itu, 175 ZOM atau 25 persen lainnya masih bertahan pada jadwal rutinnya, dan sebagian lagi, yakni 105 ZOM atau 15 persen, malah bergerak maju. Jadi, untuk kamu yang merindukan hujan, mungkin ini adalah saatnya untuk sedikit lebih bersabar.

Tak hanya itu, Dwikorita juga menambahkan, puncak dari musim kemarau ini diantisipasi akan terjadi pada Juli hingga Agustus 2024.

Angka ini cukup menarik, karena umumnya puncak musim kemarau terjadi sekitar bulan-bulan tersebut, namun tahun ini diprediksi akan lebih dominan.

Bagaimana dengan wilayah kamu? Jika kamu berada di Sumatera Utara, Riau, Lampung, Banten, Jakarta, atau wilayah-wilayah tertentu di Jawa, Kalimantan, Bali, NTB, dan NTT, mungkin kamu akan merasakan kemarau yang agak terlambat.

Mantan Rektor UGM ini juga mencatat bahwa dari total ZOM, hanya sekitar 90 atau 13 persen yang akan memasuki musim kemarau pada April 2024.

Wilayah-wilayah ini mencakup sebagian dari Bali, NTB, NTT, dan beberapa bagian pesisir utara di Jawa. Menariknya, sebagian besar wilayah Indonesia, yang tercatat dalam 317 ZOM atau 45,61 persen, akan merasakan puncak musim kemarau pada Agustus 2024.

Namun, ada sedikit twist dalam cerita ini. Sementara sebagian besar wilayah diharapkan mengalami musim kemarau yang normal atau bahkan di atas normal, terdapat 61 ZOM atau 8,73 persen yang diprediksi akan berada di bawah normal.

Wilayah-wilayah yang perlu lebih waspada termasuk sebagian kecil Aceh, Sumatra Utara, Riau, dan beberapa wilayah lain di Indonesia.

Pada sisi lain koin, ada fenomena El Nino yang moderat, masih berkelana dengan nilai indeks 1,59 hingga awal Maret 2024.

Namun, kabar baiknya, El Nino ini diprediksi akan segera berlabuh ke kondisi netral pada periode Mei, Juni, dan Juli 2024, dan mungkin berubah menjadi La Nina yang lemah setelahnya. Ini tentu saja membawa angin segar bagi dinamika cuaca di Indonesia.

Dalam semua ramalan dan prediksi, satu hal yang pasti adalah alam selalu memiliki cara untuk mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan dan adaptasi.

Entah itu kemarau yang mundur, hujan yang bertahan, atau bahkan El Nino yang berubah hati, kita semua diundang untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar.

Mari kita simak bersama bagaimana cerita musim kemarau tahun ini akan berlangsung, sambil terus menjaga keseimbangan dengan alam yang kita huni.

Kabar Terkait