7 Perusahaan Teknologi Paling Ramah Lingkungan Terbesar di Dunia

49 juta ton limbah elektronik dibuang oleh manusia. Siapa perusahaan teknologi yang sudah menghindarinya?

Oleh: Rendy Andriyanto
globe dari Alin Andersen di Unsplash untuk artikel teknologi paling ramah lingkungan di techbuddy

globe dari Alin Andersen di Unsplash untuk artikel teknologi paling ramah lingkungan di techbuddy

Teknologi semakin meningkat dari tahun ke tahun, hingga akhirnya membuat seluruh konsumen teknologi di dunia meningkatkan kepemilikan dan penggunaannya gadget-nya. Lihatlah sekitar kamu, ada berapa jumlah gadget yang dimiliki oleh 1 orang, mulai dari smartphone, laptop, speaker, hingga televisi.

Setiap gadget yang dibuang berkontribusi menjadi masalah yang lebih besar bagi keberlangsungan lingkungan hidup masyarakat di dunia.

Tercatat, pada tahun 2016 seluruh populasi manusia di dunia telah membuang sekitar 49 juta ton limbah elektronik (setara dengan sekitar 4.500 Menara Eiffel). Indonesia menyumbang sebanyak 1.3 juta ton. Diperkirakan, akan ada 54 juta ton pada tahun 2021.

Sayangnya, tidak ada negara yang telah berhasil mendaur ulang limbah elektronik lebih dari 50%. Amerika Serikat sendiri hanya sanggup benar-benar mendaur ulang 20% limbah elektronik (sisanya akhirnya menyumbat tempat pembuangan sampah dan menyebabkan sejumlah besar bahan kimia beracun).

7 Perusahaan Teknologi Paling Peduli Lingkungan Hidup

Tidak banyak perusahaan teknologi di dunia yang memperhatikan hal tersebut. Berikut ini perusahaan teknologi (kecil/besar) di dunia yang paling sustainable dan memperhatikan lingkungan hidup.

1. Apple

Semua teknologi produksi Apple dijalankan dengan energi yang dapat diperbaharui sepenuhnya, mulai dari pengemasan hingga produk Apple-nya itu sendiri dirancang agar minim dampak negatif pada lingkungan.

Bahkan, pabrik yang menjadi tempat produksi dan perakitan Apple sudah disertifikasi Zero Waste to Landfill (sebuah sertifikat bebas sampah), dan telah mengurangi penggunaan energi produk rata-rata sebesar 70% dalam 10 tahun terakhir.

Apple dan pemasoknya bekerja sama untuk mengurangi emisi gas rumah kaca lebih dari 466.000 metrik ton, yang setara dengan 100.000 mobil yang tidak beroperasi selama satu tahun.

Tidak heran kenapa Apple tidak menyisipkan charger di produk iPhone 12 nya. Ternyata, hal tersebut merupakan langkah Apple agar mengurangi semakin banyaknya limbah elektronik di dunia.

2. HP

Tidak kalah menarik dengan Apple, HP juga merupakan perusahaan teknologi terdepan dalam keberlanjutan lingkungan. Tahun 2020 ini, HP telah berhasil mencapai puncak 100% tidak ada deforestasi (penggundulan hutan). Jadi, mereka telah memiliki formula yang tepat untuk memproduksi kemasannya tanpa memerlukan bahan-bahan yang biasanya terbuat dari pohon yang ditebang di hutan.

Visi HP selanjutnya adalah memberikan penawaran netral karbon. Pelanggan HP telah melaporkan pengurangan tahunan 33% dalam emisi karbon, konsumsi energi, dan biaya per perangkat dengan HP Managed Print Services 3.

3. Fairphone

Fairphone adalah perusahaan sosial yang memiliki tujuan untuk mengembangkan smartphone yang dirancang dan diproduksi dengan dampak lingkungan yang minim. Perusahaan ini berbasis di Amsterdam, Belanda dan pada tahap permulaannya didukung oleh Waag Society, sebuah yayasan yang bertujuan untuk mendorong eksperimen dengan teknologi baru, seni dan budaya.

Salah satu produknya yang sempat diperbincangkan di internet adalah Fairphone 2, smartphone yang dikembangkan dengan desain modular sehingga pengguna dapat membongkar pasang smartphone itu kapanpun mereka mau.

Alih-alih pengguna harus membeli smartphone baru ketika yang dimilikinya rusak, dengan menggunakan Fairphone, pengguna bisa mengganti komponen itu sendiri.

4. Microsoft

Produk internal maupun extenal yang dikembangkan oleh Microsoft selalu diupayakan untuk tetap memiliki dampak lingkungan yang minim. Inilah yang sedang dikerjakan oleh Bill Gates yang sempat terdokumentasi juga dalam film serialnya di Netflix, Inside Bill’s Brain.

Pada tahun 2023, 70% dari pusat data centers milik Microsoft akan menggunakan renewable energy. Secara keseluruhan, Microsoft berupaya untuk menjadi perusahaan negatif karbon pada tahun 2030 dan menghapus emisi karbon pada tahun 2050.

Sebagian besar uang yang ada di Microsoft diinvestasikan dalam inisiatif ramah lingkungan lainnya untuk mengimbangi emisi. Dalam produknya, Microsoft menggunakan materi yang bisa didaur-ulang dan digunakan kembali sebanyak mungkin.

5. Samsung

Mulai pertengahan tahun 2019, Samsung beralih bahan kemasan yang saat ini digunakan untuk produk dan aksesori Samsung (mulai dari smartphone, tablet, hingga peralatan rumah tangga) diganti dengan bahan yang ramah lingkungan seperti plastik dan kertas daur ulang bio-based.

Langkah ini dilakukan oleh Samsung agar memiliki kemampuan untuk mendaur ulang 7,5 miliar ton limbah elektronik pada tahun 2030. Samsung juga berkomitmen untuk melakukan inisiatif berskala global untuk melindungi ekosistem dan mengambil tindakan secepatnya untuk melawan perubahan iklim yang sering disebut dengan pemanasan global.

6. Lenovo

Lenovo telah berjanji pada press release-nya untuk menjadi perusahaan yang mampu menerapkan greenhouse dan menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 40% pada tahun 2021.

Lenovo mendesain kemasannya menjadi tipis dan ringan dengan menggunakan bahan seperti tebu dan bambu, yang secara signifikan lebih ringan daripada plastik dan alternatif lainnya.

Lenovo memang memiliki upaya keberlanjutan luas yang mencakup membantu masalah lingkungan dan sosial di seluruh dunia. Kantor dan fasilitas manufaktur Lenovo semuanya disertifikasi untuk memenuhi standar keberlanjutan terkemuka.

7. Terracube

Terracube adalah startup produsen smartphone yang memiliki upaya untuk mengurangi limbah elektronik dan setiap smartphone-nya diusahakan memiliki pemakaian yang lebih lama. Teracube menyebut dirinya “smartphone paling andal di dunia” dan hadir dengan garansi empat tahun, dibandingkan dengan rata-rata masa pakai dua tahun dari banyak smartphone lainnya.

Tidak banyak orang dan perusahaan sadar akan pentingnya lingkungan hidup dan minimalisir pencemaran dampak lingkungan. Hal ini tentu menjadi perhatian penting bagi kita semua, apalagi pada Oktober 2020 sekarang ini, sudah ada sekitar 22,6 ton limbah elektronik di kota Jakarta.

Kabar Terkait