Jegg Boy&Girl, Rival Baru Superapp Gojek dan Grab

Rival lama Gojek dan Grab yang akhirnya kini muncul ke permukaan

Oleh: Rendy Andriyanto
Jegg Boy&Girl, Rival Baru Superapp Gojek dan Grab

Foto: Instagram Jegg Boy

Aplikasi layanan ride hailing sudah menjadi aplikasi yang banyak digunakan, baik itu untuk mengantar kita ke suatu tempat, membelikan bahan masakan dan makanan, maupun mengantarkan paket.

Dua dari beberapa aplikasi ride hailing yang populer di Indonesia adalah Gojek dan Grab. Namun, siapa sangka dibalik dua superapp ini ada layanan serupa lain yang sudah berdiri lama asal Salatiga dan bisa dibilang kini dapat menjadi rival baru, yaitu Jegg Boy&Girl.

Didirikan Tahun 2016

Jegg Boy&Girl, asal Salatiga, sudah lama didirikan sejak 2016 oleh seorang bernama Sahono. Kini, layanannya telah dioperasikan oleh sekitar 230 driver, dimana 40% diantaranya merupakan driver perempuan.

Meskipun dari awal hingga sekarang masih mengandalkan WhatsApp antara user, operator dan driver, layanan Jegg Boy&Girl ini diklaim Sahono sudah dipercaya untuk mengantarkan paket dalam kota Salatiga, hingga luar kota seperti Semarang dan Yogyakarta.

Hal ini tentu sangat mengingatkan kita bagaimana perjuangan pada awal masa Nadiem Makarim mendirikan Gojek yang mana masih mengandalkan telpon dan SMS user ke operator dan operator ke driver.

Sahono menjelaskan untuk layanan seperti antar makanan akan dibebankan Rp10.000 untuk 5km dan km berikutnya Rp2.000. Namun di luar layanan tersebut dibebankan biaya non-regular, yakni Rp20.000 pada satu jam pertama.

Konsumen Jegg Boy&Girl Unik

Konsumen Jegg Boy&Girl mungkin adalah jawaban bagaimana keunikan driver ojek online yang sering kita temui di berbagai video media sosial, seperti menolong orang, menjadi pahlawan jika ada kebakaran dan lain sebagainya.

Namun, keunikan tersebut tidak bisa kita pesan melalui menu apapun di aplikasi Gojek dan Grab. Jegg Boy&Girl, yang masih mengandalkan WhatsApp ini menjadi celah bagi user untuk lebih leluasa memesan layanan apapun yang mereka inginkan.

Kerumunan Driver Jegg Boy&Girl
Foto: Transonlinewatch

Seperti yang diceritakan Sahono, ada beberapa konsumen yang memesan layanannya itu untuk menangkap tokek yang masuk ke rumah, jadi teman kondangan, bahkan hingga mengamankan jemuran bila tiba-tiba hujan tapi konsumen sedang tidak di rumah.

“Kalau musim penghujan itu mereka yang bekerja kantoran jemuran di luar minta tolong untuk masukan ke dalam. Takut ada tokek, masuk ke rumah nangkep apa biasanya nyuruh kami,” ungkap Sahono.

Andalkan Motor Listrik dan Utamakan Keunggulan Layanan

Seperti Sahono tahu, rival terberatnya dalam layanan ride hailing sudah besar di Indonesia. Tapi, hal ini bukan menjadi penghalang bagi Jegg Boy&Girl untuk optimis bisa lebih berkembang.

Optimisme tersebut terlihat juga dari komitmen perusahaan yang menyediakan tempat charging motor listrik untuk membantu para drivernya yang kini mayoritas sudah menggunakan motor listrik. Sehingga, biaya operasional para driver menjadi lebih hemat karena motor listrik cenderung lebih hemat bahan bakar dibandingkan motor berbahan bakar bensin.

Soal konsumen, Sahono yakin konsumen antara perusahaan miliknya dengan milik rivalnya sama. Namun, perusahannya telah menerapkan standar yang baik dalam mengutamakan keunggulan layanan, seperti usia maksimal driver 35 tahun, dilarang merokok, harus pakai sepatu dan harus wangi.

Sehingga, diharapkan konsumen akan merasa lebih nyaman dan aman bila memesan layanan dari Jegg Boy&Girl.

Kabar Terkait