Typeface Kumpulkan Dana Seri B $100 Juta, Valuasi Menembus $1 Miliar

Menjadi unicorn dalam waktu singkat bukanlah hal yang biasa, tapi tampaknya ini menjadi keniscayaan bagi Typeface, platform artificial intelligence (AI) yang membantu perusahaan membuat konten promosi menggunakan data mereka sendiri.

Dalam waktu empat bulan setelah keluar dari mode stealth, Typeface berhasil meraih pendanaan sebesar $100 juta di putaran Seri B dengan valuasi mencapai $1 miliar.

Dana tersebut dihimpun dalam ronde yang dipimpin oleh Salesforce Ventures, dengan partisipasi dari investor yang sudah ada seperti Lightspeed Venture Partners, GV (Google Ventures), dan M12 (Microsoft’s Venture Fund). Dengan penambahan dana ini, total investasi yang telah berhasil dikumpulkan Typeface mencapai $165 juta.

Kemitraan Strategis Typeface

Investasi ini datang tak lama setelah Typeface mengumumkan kemitraan strategis dengan Google Cloud dan Salesforce. Melalui kerja sama ini, fitur AI Typeface akan dapat diakses oleh pengguna Google Docs, Google Drive dan Gmail, serta marketing chatbot Salesforce, yaitu Marketing GPT.

Menurut pendiri dan CEO Typeface, Abhay Parasnis, kemitraan strategis ini dilihat sebagai cara untuk mencapai jumlah pelanggan maksimal dalam jangka waktu yang singkat.

Ia berpendapat bahwa dengan dukungan dana segar ini, Typeface berencana untuk meningkatkan skala timnya dan mengembangkan produk baru untuk mengotomatisasi fungsi bisnis lainnya seperti layanan pelanggan.

Fokus pada Integrasi AI dengan Bisnis

Menariknya, tidak seperti platform AI lainnya, Typeface memungkinkan perusahaan untuk memasukkan data merek mereka, seperti font, detail produk, dan desain logo, ke dalam model AI pilihan mereka.

Ini mencakup model seperti GPT-4 OpenAI, Stable Diffusion 2.0 dari Stability AI, atau model pembelajaran mesin Google, Vertex AI, model generasi teks PaLM 2, atau model pembuatan gambar Imagen.

Meski proses ini berpotensi menciptakan konten yang dapat melanggar hak cipta atau hukum IP, Typeface telah menyertakan filter keamanan seperti checker plagiarisme dan otentisitas untuk mengurangi risiko tersebut.

Dengan label metadata pada konten yang dihasilkan, Typeface juga menunjukkan bahwa konten tersebut dibuat oleh AI, menegaskan bahwa pelanggan memiliki kontrol penuh atas datanya dan dapat memilih model AI mana yang ingin mereka gunakan.

Berita penutupan ronde pendanaan ini juga mencakup kemitraan baru dengan Salesforce dan Google Cloud, yang bertujuan untuk membawa ekosistem AI generatif ke perusahaan di seluruh dunia.

Parasnis percaya bahwa AI generatif memang menarik, tetapi tidak bisa berdiri sendiri. Menurutnya, AI harus diintegrasikan ke dalam proses bisnis yang ada, budaya, dan organisasi.

Dalam konteks ini, Typeface tampaknya berada di garis depan transformasi ini, dengan produk canggihnya, traksi pelanggan yang kuat, dan kemitraan yang tak tertandingi.

Penyedia layanan AI ini tampaknya siap untuk mengubah cara kerja bisnis, membawa nilai tambah signifikan bagi perusahaan di seluruh dunia.

Dengan teknologi dan platformnya, Typeface menunjukkan bahwa AI generatif bukanlah ancaman bagi kreativitas manusia, tetapi sebaliknya, dapat menjadi alat yang membantu perusahaan menghasilkan konten yang lebih personal dan berkualitas tinggi.

Di era digital yang serba cepat ini, kemampuan untuk menghasilkan konten berkualitas tinggi dengan cepat dan efisien menjadi kunci sukses bagi perusahaan. Dan tampaknya, Typeface telah menemukan cara untuk membuat hal ini menjadi kenyataan.