Spotify Akuisisi Kinzen untuk Atasi Keamanan Konten dan Respons HOAX

Cegah hoax semakin banyak tersebar di platformnya, Spotify akuisisi Kinzen untuk mengembangkan layanan moderasi yang lebih mutakhir

Oleh: Rendy Andriyanto
Akuisisi Spotify terhadap Kinzen

Akuisisi Spotify terhadap Kinzen

Daftar Isi

Maaf, konten ini tidak memiliki daftar isi

Hari ini, Spotify dengan senang hati mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi Kinzen, perusahaan yang berbasis di Dublin, Irlandia, yang telah populer menjadi pemimpin global dalam melindungi komunitas online dari konten berbahaya.

Meski Kinzen sendiri sudah bekerjasama dengan streamer Spotify sejak 2020 dan nilai akuisisinya kali ini tidak diungkapkan ke publik, akuisisi yang dilakukan Spotify yakin teknologi yang dimiliki Kinzen bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan platformnya dalam memoderasi podcast dan audio lainnya dengan lebih baik.

Moderasi tersebut menggunakan kombinasi machine learning dan human expertise -didukung oleh analisis dari akademisi dan jurnalis lokal- untuk menganalisis potensi konten berbahaya dan ujaran kebencian dalam berbagai bahasa dan negara.

Akuisisi ini dilakukan bukan tanpa sebab. Mengingat di masa lalu ada kontroversi menghebohkan yang disebabkan oleh penyebaran informasi yang salah terkait vaksin COVID-19 oleh podcaster populer di Spotify, Joe Rogan.

Kesalahan informasi yang dibawakan oleh Joe menyebabkan reaksi negatif dari publik dan menjadi bencana besar bagi berbagai perusahaan besar. Bahkan, 270 dokter dan ilmuwan menandatangani surat terbuka kepada Spotify yang menuntut agar Spotify membuat kebijakan informasi yang salah untuk mengatasi masalah tersebut.

Hingga pada akhirnya, tagar #deletespotify heboh dan banyak diperbincangkan di sosial media. 2 musisi ternama di dunia, Neil Young dan Joni Mitchell, juga ikut membuat aksi yang semakin membuat tagar ini naik dengan menarik musik mereka dari layanan Spotify sebagai bentuk protes.

Spotify sempat merespons aksi protes ini dengan membuat kebijakan baru. Sayangnya, respons tersebut sebenarnya tidak memberikan dampak yang cukup besar. Sehingga, mereka harus mengambil langkah yang lebih taktis, yaitu dengan mengakuisisi Kinzen untuk mengembangkan kemampuan deteksi konten penting dan berbahaya di platformnya.

“Kami telah lama memiliki kemitraan yang berdampak dan kolaboratif dengan Kinzen dan timnya yang luar biasa. Sekarang, bekerja sama sebagai satu kesatuan, kami akan dapat lebih meningkatkan kemampuan kami untuk mendeteksi dan menangani konten berbahaya, dan yang terpenting, dengan cara yang lebih mempertimbangkan konteks lokal,” kata Dustee Jenkins, Global Head of Public Affairs Spotify.

Singkatnya, solusi Kinzen ditujukan untuk membantu platform lebih cepat menanggapi masalah moderasi konten secara real-time dengan menggunakan kombinasi teknologi dan keahlian manusia dalam skala besar.

“Kombinasi alat dan wawasan ahli adalah kekuatan unik Kinzen yang kami anggap penting untuk mengidentifikasi tren penyalahgunaan yang muncul di pasar dan memoderasi konten yang berpotensi berbahaya dalam skala besar,” kata Sarah Hoyle, Head of Trust and Safety Spotify.

Kabar Terkait